Posts

Showing posts from January, 2018

Menjaring Masalah

Image
Nelayan Pantai Syariah Pantai Syariah Banyuwangi, Pulau Santen. Sebuah pantai dengan konsep  memisahkan antara pengunjung perempuan harus ke pantai bagian sebelah kiri, sementara yang laki-laki harus kebagian pantai sebelah kanan. Pantai dengan ombak tenang ini akan memberikan suasana nyaman ketika berkunjung ke sana. Pada pagi harinya kamu bisa menyaksikan sunrise dan landscape selat Bali. sore harinya, kalau kamu lagi beruntung bisa menyaksikan warga yang sedang bergotong royong menarik jaring. Gotong Royong Menarik Jaring Sangat terlihat warga pulai Santen memiliki rasa gotong royong yang kuat. Terlihat dari yang laki-lakinya, bersama-sama menjaring ikan dan kemudian menariknya ke tepian pantai. Sesampainya ditepian, Ibu-ibunya segera memilah ikan untuk dimasukan kedalam wadah mereka masing masing. Anak-anak disana lebih memilih untuk bermain dan mencari hal-hal unik yang ikut tersangkut oleh jaring. Semuanya melebur menjadi satu ditepian pantai. Menyo...

Keluarga Kasat Mata

Image
Hai kawan, kali ini saya akan bercerita tentang sebuah Keluarga Kasat Mata. Menjalani rutinitas sehari-hari memang terkadang membosankan. Ritme yang itu-itu saja membuat kita merasa perlu membebaskan diri dan berekspresi dengan keluarga. Itulah yang terbesit dari pikiran sang Bapak. Bapak yang kini sudah berkepala 5 ini dengan sengaja mengajak keluarga besarnya untuk menikmati malam yang syahdu di pasar malam alun-alun utara kota Jogja. Dapat kita lihat kebahagiaan yang terpacar dari keluarga ini. Si Bapak dengan Ibu ini mungkin baru pertamakali merasakan sensasi naik wahana yang kurang safety ini. Takut memang, namun demi keluarga. Mengapa tidak? Adik si Ibu yang masih satu jejer ini malah merasa senang dengan kegiatan ini. Terombang-ambing gravitasi mungkin baginya adalah salah satu cara tercepat untuk melupakan sejenak masalah yang ada. Di belakangnya Bukde ada anak tertua dari Bapak. Mas mas gondrong yang baru menikah ini mengajak istrinya untuk mengenal lebih dekat...

Tungku Panas Biji Kopi

Image
Siang itu, matahari Desa Kemiren sedang memancarkan sinar terbaiknya. Siang itu juga kami sedang melakukan pengambilan gambar untuk keperluan foto dan video dokumentasi persiapan Festival Ngopi Sepuluh Ewu . Objek kami saat itu adalah seorang Ibu keturunan suku Using yang berbaikhati mau mengenakan pakaian tradisonal dan mempraktekkan caranya menyangrai biji kopi . "Ini harus diaduk terus sampai kira-kira 15 menit" ujar Ibu itu sambil terus menyangrai biji-biji kopi yang mulai menghitam. Keadaan di dapur itu membuat pakaian kami basah seiring kopi mengering. Basah karena panas terik dari luar, ditambah selimut hawa, hasil terbakarnya bara api dibawah tungku besar untuk menyangrai kopi. Setelah 15 menit, biji-biji kopi pun didinginkan dengan cara dipindahkan ke tampah bambu. Digerakan olehnya maju mundur tampah tersebut dengan tangan kiri, dan diikuti tangan kanan yang sambil mengipas calon serbuk kopi. Selesai pada proses pendinginan, sebenarnya ...

IDE !

Image
Ide itu bisa berasal dari kegelisahan. dari kegelisahan tersebut, orang biasanya akan mencari jalan keluar atau penyelesaian. penyelesaian itu bisa melalui media. sekarang tinggal kamu pilih, mau media apa yang kamu gunakan. semisalnya kamu suka gambar, ya lukiskan lah kegelisahan mu. kembangkan. jadilah satu karya yang didasari dari sebuah kegelisahan yang memberikan ide.

[Part 3] Perjalanan menuju timur Jawa

Image
Perjalanan kami dimulai siang hari saat matahari sedang memancarkan sinar terbaiknya, yang membuat keringat mampu mengubah pakaian kami dari kering menjadi lembab. Teriknya matahari, tak lantas membuatku lupa akan labilnya cuaca di bulan desember kala itu. Desember adalah bulan yang suka mempermainkan emosi seseorang. Contohnya ia bisa membuat orang menjadi terkenang masa lalu karena Hujannya. Tak heran jika Efek Rumah Kaca menggunakan kata "Hujan di bulan Desember" sebagai salah satu lirik dari lagu mereka dengan judul Desember. Hujan di bulan desember bisa saja membuat perjalanan kami menjadi kacau. Karena hujan, jalanan menjadi licin. Karena hujan, dataran tinggi berkabut. Karena hujan, aku harus membeli jas hujan baru. Ya, hal itulah yang pertama kulakukan ketika akan meniggalkan Jogja. Membeli jas hujan. Karena tak bisa kita bergi begitu saja tanpa salah satu elemen penting ketika melakukan perjalanan jauh menggunakan motor. Perkiraan untuk membeli jas h...

[Part 2] Perjalanan ke timur Jawa

Image
"De, akhir tahun Ayah mau touring ke arah timur. Kira-kira kamu bisa ikut apa ngga?". Celetukan Ayah yang saat itu botaklah yang menjadi awal mula perjalananku menuju daerah timur Jawa. Mendapati tawaran menarik kaya gitu kenapa tidak dilaksanakan? Yaa hitung-hitung untuk menghibur diri di akhir tahun 2015. Jadilah saat itu kujawab dengan kata-kata "oke, ade tunggu di Jogja". Satu hari setelah jawaban itu kusampaikan. Sampailah Ayah di Jogja bersama teman kantornya bernama Om Jaka. Ku biarkan dulu mereka beristirahat semalam untuk besok harinya menempuh perjalanan menuju Semarang. "Ban aman, oli aman, air radiator aman, rem aman, dan busi aman. Sip sudah siap berangkat nih kita" ujarku pada siang terik yang nenyilaukan. Jadilah pada saat itu kami, 3 nyawa 3 motor, berangkat dari Jogja menuju Semarang. Adakah hal menyenangkan selama perjalanan ke semarang? Tentu saja ada. Ingin tahu kisah selanjutnya?

Perjalanan ke timur Jawa.

Image
Foto ini diambil ketika bulan desember mau menghabiskan hari-harinya di tahun 2015. Sebuah perjalanan untuk menyicil mimpi-mimpi indahku yang belum terwujud. Memangnya mimpi macam apa yang kau bicarakan? Dan apa hubungannya dengan gambar yang kau tempelkan disini? Hahaha mimpi indah ku ini? Mimpi indahku adalah melakukan sebuah perjalanan untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudara ku di setiap sudut nusantara. Memang sih, mereka semua bukan saudara ku secara biologis, namun mereka adalah saudara setanah air ku. Mari sini, tengoklah terus blogku ini. Karena mulai hari ini sampai 29 hari kedepan. Aku akan berkisah tentang perjalanan-perjalanan yang telah kulalui. Mari kita bercerita bersama.