Tungku Panas Biji Kopi
"Ini harus diaduk terus sampai kira-kira 15 menit" ujar Ibu itu sambil terus menyangrai biji-biji kopi yang mulai menghitam.
Keadaan di dapur itu membuat pakaian kami basah seiring kopi mengering. Basah karena panas terik dari luar, ditambah selimut hawa, hasil terbakarnya bara api dibawah tungku besar untuk menyangrai kopi.
Setelah 15 menit, biji-biji kopi pun didinginkan dengan cara dipindahkan ke tampah bambu. Digerakan olehnya maju mundur tampah tersebut dengan tangan kiri, dan diikuti tangan kanan yang sambil mengipas calon serbuk kopi.
Selesai pada proses pendinginan, sebenarnya masih ada proses untuk menumbuk/menggiling biji kopi tersebut hingga akhirnya siap diseduh. Namun sayang, pada saat itu kami harus segera berbagi waktu untuk mendokumentasikan hal lainnya. Sehingga proses pendokumentasian berhenti di titik itu.
Sebetulnya sayang jika harus melewati tahap akhir dari pembuatan kopi tersebut. Tapi tak apa. Pikirku, suatuhari nanti kita bertemu lagi di dalam dapur pengap yang sama. Kita dokumentasikan ulang lengkap mulai dari pemetikan, penyortiran, pengelupasan kulit, hingga kembali ke tahap yang telah lama kita ketahui ini.
Terimakasih telah menerima kami @genpijogja dengan baik. Semoga ada kesempatan lainnya untuk kita bersilaturahmi lagi.
Lokasi : Salah satu dapur rumah warga Suku Using/Osing, Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.
Comments
Post a Comment