Senin siang saya
menghubungi Ayah melalui sambungan telfon. Awalnya saya hanya menanyakan kabar
Ayah yang belum lama ini habis menjalani operasi mata, namun pembicaraan
berlanjut ketika ayah bertanya, saya sedang apa saat itu?
Saya jawab “lagi mini
famtrip nih GenPI ke Desa Wisata Gamplong, tepatnya sih ke Studio Alam Gamplong yang dibuat
sama Mooryati Sudibyo dan Hanung. Studio ini bekas Set dari shooting filmnya
Hanung Sultan Agung the Untold Love Story.”
Ayah kaget mendengar
nama Hanung saya sebut. “Hanung? Hanung Bramantyo?” Tanya ayah keheranan,
seakan tidak percaya.
Sambil mengkerutkan
dahi saya menjawab “Iya Yah, memang kenapa?” tanyaku
“Hanung itu ade
k tingkat Ayah waktu kuliah dulu,
sempet deket awalnya, terus makin lama dia makin sibuk, terus kita udah ga
pernah ketemu lagi. Jadi dia di Jogja sekarang? Wah kalau Ayah ke Jogja kamu
bisa kan ajak Ayah ketemu dia?” Timpal Ayah antusias.
“Iya mas Hanung di
Jogja, bisa, biar nanti sekalian ade (sebutan saya jika berkomunikasi dengan
orang rumah) ajak ke Studio Alam Gamplong”
Ya memang hari itu
saya sedang berwisata ke sana. Kami diajak berkeliling di atas tanah seluas 2
hektar yang menjadi loaksi Studio Alam oleh mas Aditya (perwakilan dari
Mooryati Sudibyo). Terdapat beberapa lokasi set berbeda, diantaranya Set
Kampung Mataram, benteng dengan arsitektur gaya VOC yang lengkap dengan
paritnya, kawasan pecinaan, serta pendopo yang dibuat menyerupai seperti dalam
rentang waktu abad ke-17.
Tidak hanya berkutat di sana, kami juga diajak
keliling ke beberapa rumah pengerajin sentra industri yang berada di sekitar
Studio Alam Gamplong. Tiga tempat yang kami kunjungi. Pertama adalah tempat
pengerajin tenun, hal menarik yang terdapat di sini adalah adaanya alat tenun
bukan mesin (ATBM). Di sana saya sempat berbincang kecil dengan salah seorang
penenun sepuh bernama Ibu Ubinah yang sudah melakukan kegiatan ini dari umur 11
tahun. Tempat kedua yang kami kunjungi adalah pengerajin pasir yang nantinya
akan dipadukan denganbenda-benda semacam kotak untuk menaruh alat tulis, asbak,
dan banyak benda lainnya yang bisa dijadikan pajangan dirumah. Tempat ketiga
adalah pengerajin tas dari bahan agel. Menariknya tas ini sudah dipasarkan
sampai keluar negeri.
Tuntas sudah perjalan yang kami lakukan dari jam 8
pagi sampai jam 12 siang di Desa Wisata Gamplong. Tidak lengkap rasanya jika
hanya tulisa yang berbicara. Berikut saya tampilkan juga video serta foto-foto
selama famtrip berlangsung.
Comments
Post a Comment